Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

 

Saturday, September 09, 2006

C.L.B.K

“Aku jatuh cinta
tuk kesekian kali…
Namun kali ini yang terakhir
Cinta sesungguhnya dari palung hati”


Potongan kalimat diatas adalah lirik lagu Dewa 19 yang menjadi favorit Tetangga saya. Saya lupa apa judulnya, tapi kalau sudah memeluk gitar, hampir pasti lagu ini bakal dinyanyikan tetangga saya.

Lirik lagu itu, sekarang persis dengan situasi yang menimpa saya.
Yup, saya sedang jatuh cinta. Tuk kesekian kali. Meski saya yakin ini bukan yang terakhir tapi sumpah ini dari palung hati.(Ceilee… So Sweet). Cinta yang saya rasakan adalah bukan cinta biasa. Tapi cinta yang tumbuh dari sebuah kedekatan. Mungkin kebersamaan selama hampir sebulan, membuat teori “kebersamaan akan membuahkan cinta” kembali menunjukkan kebenarannya dalam pentas hidup yang saya mainkan.

Jujur, kehadirannya membuat hidup saya terasa lebih hidup. Tanya kenapa? Sebabnya ia membuat kehidupan saya yang tadinya statis menjadi lebih dinamis. Terkadang ia membuat andrenalin saya terpacu, kadang merasa cemas, sedih, gembira hingga ia bisa memaksa saya secara sukarela untuk screaming plus loncat-loncat kegirangan. Padahal saya sudah lama kenal dengannya. Bahkan sejak di usia saya yang teramat dini dan ia pernah berlabuh beberapa saat di hati ini. Maka benar, kata tetangga saya (bukan tetangga yang ngefans Dewa 19 tadi, lho. Ini tetangga yang lain lagi) bilang kalau saya sedang mengalami sebuah sindroma yang bernama C.L.B.K (Cinta lama bersemi kembali)

Ehm… ehm… jangan coba menebak kepada siapa saya sedang jatuh cinta ! Bukan, bukan pada si Lela anak kepala desa. Tapi pada SEPAK BOLA. What??? Ya, Sepak Bola. Saya jatuh cinta lagi setelah hampir sebulan begadang menyaksikan pertandingan demi pertandingan World Cup. Bahkan setelah World Cup berakhir dan tim favorit saya –Jerman-- tersingkir. Saya tetap mencintai sepak bola. Sebagai bukti keseriusan cinta saya pada sepak bola, saya mendedikasikan diri menjadi Presiden penyelenggara Liga Sepak Bola Mini (Futsal) di Kompleks tempat saya tinggal, mendirikan klub hingga ikut menendang bola dilapangan sebagai striker. Sayangnya seperti nasib Jerman yang gagal menjadi juara. Klub yang saya bentuk dengan beberapa teman juga mengalami nasib tragis dan berakhir memalukan karena kebobolan banyak gol dalam setiap laga pertandingan.

Toh, biarpun hanya mendapat malu dan tak membawa pulang Piala Supremasi kebanggaan Liga Futsal Kompleks. Saya berusaha untuk tegar dan tetap mencoba untuk setia. Kini, hampir setiap sore, saya mengasah tuah dan ketajaman instink mencetak gol. Meskipun sampai tulisan ini diturunkan performa sebagai striker saya juga belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Tapi, Tak apalah. Sebab, saya sudah berusaha mencintai sepak bola semampu saya. Mungkin saya tak bisa mempersembahkan cinta sedahsyat legenda sepak bola semisal Pele, Maradona atau Zinedine Zidane. Yang pasti, saya percaya bahwa setiap cinta pasti membuahkan sesuatu yang indah. Semakin besar cinta maka semakin semakin indah pula sesuatu yang didapatkan. Setidaknya dengan mencintai sepak bola saya menemukan “pelajaran-pelajaran kecil dalam hidup”.

Pertama, Sepak bola adalah sebuah permainan tim yang mengajarkan kita untuk menghargai posisi dan kontribusi setiap pemain. Tidak semua pemain dipaksa untuk mencetak gol, tidak percaya? penjaga gawang misalnya. Ia malah diwajibkan untuk tidak bermimpi mencetak gol. Bayangkan saja! jika penjaga gawang di paksa mencetak gol, ia mungkin akan maju ke pertahanan lawan untuk membantu serangan dan membiarkan gawangnya tanpa pengawalan dan ini berakibat kemasukan gol. Begitu juga hidup ini, untuk mencapai kesuksesan bersama dalam sebuah tim kerja, organisasi atau sebut saja sebuah keluarga. Tentu ‘memahami posisi dan kontribusi’ masing-masing, bakal menjadi hal terpenting untuk memenangkan pertandingan kehidupan.

Kedua, Sepak bola adalah sebuah permainan mental. Seperti halnya hidup, Siapa yang mentalnya rapuh hampir dipastikan ia akan menemui kekalahan. Sebaliknya siapa yang mampu menguasai mentalnya dengan baik, maka ia mampu mengubah peluang menjdi kemenangan.

Ketiga, Keempat, kelima, keenam dan ketujuh, dan seterusnya… maaf sebaiknya anda ikut memeikirkannya yah kalau, sudah ketemu kabarkan ke saya…he..he.***

Labels:

Baca lanjutannya !