Kuliah Cinta

Menurut tetangga saya ketidaknyamanan yang sedang kita alami saat ini, disebabkan oleh semakin meningkatnya populasi orang yang tidak bahagia melampaui jumlah orang yang bahagia. “Kasus-kasus tersebut adalah ekspresi ketidakbahagian yang merupakan resultansi dari kegagalan cinta yang diungkapkan dengan bentuk kebencian dan kemudian melahirkan bentuk-bentuk tindakan menyakiti orang lain, yang hasilnya kembali melahirkan ketidak bahagiaan ini kemudian berulang terus menerus dan membentuk lingkaran ketidakbahagiaan atau unhappy circle, jadi solusinya, kita butuh sarana untuk mengajarkan kembali pemaknaan cinta secara sistemik kepada semua orang, sehingga dapat menghasilkan pecinta-pecinta sejati”. Demikian penjelasan tetangga saya yang memang hobi mengutip istilah berbahasa inggris biar lebih meyakinkan (maklum baru ikut kursus bahasa inggris beberapa hari). Kurang lebihnya mohon dimaafkan, sekian dan terima kasih…eit kok malah jadi pidato, sorry saya terbawa suasana.
Kalau toh benar teori Tetangga saya. Berarti kita harus sesegara mungkin membangun Universitas Cinta dimana-mana, agar kita bisa mencetak Sarjana-sarjana cinta yang bisa kita rekrut menjadi Laskar Cinta, kemudian kita akan gulingkan kuasa kebencian melalui sebuah Revolusi Cinta lalu kita dirikan Republik Cinta… (weleh..weleh makin kacau saja).
Tapi syukurlah kita tak perlu risau melihat meningkatnya jumlah penistaan cinta. Sebab Allah, Swt, Tuhan Yang Maha Pencipta, tidak akan mebiarkan makhlukNya untuk terperosok jauh lebih dalam. Asalkan punya keinginan dan ikhtiar untuk berubah. Buktinya setiap tahunnya, Dia menyiapkan waktu-waktu khusus untuk mengajarkan kembali manusia tentang hakikat cinta. Waktu-waktu ini adalah Bulan Ramadhan. Yup, sebulan penuh kita menjalankan ritual ibadah untuk mengasah kembali kepekaan jiwa menuju pecinta sejati, yang digelar Tuhan dengan sebutan Taqwa.
Masalahnya adalah biarpun Allah telah menyediakan “kelas perkuliahan untuk mata kuliah ini”. Toh, tak semua manusia bisa lulus dengan nilai memuaskan. Sebab, ada persyaratan awal yang mesti dipenuhi. Yaitu, harus beriman atawa percaya kepada-Nya. Tanpa keimanan, mata kuliah cinta yang terdiri dari rangkaian instruksi untuk menahan berbagai hawa nafsu, mulai dari hawa nafsu yang dangerous hingga nafsu azasi manusia seperti makan dan minum menjadi sesuatu yang garing tanpa makna. Padahal dari sini pelajaran tentang hakikat cinta dimulai. Dengan ngelakoni aktivitas puasa sekurang-kurangnya bakal menumbuhkan dua hal –masih banyak lho keuntungan puasa yang lain kalo mau tahu, simak tuh ceramah para ustadz di Masjid dan di TV--- . Yang pertama peningkatan cinta suci kita kepada Allah. Kok bisa? Ya, sebab dengan menjalani “penderitaan” puasa kita jadi lebih “sadar” betapa beruntungnya kita selama ini telah diberikan anugerah rizki hingga bisa kenyang setiap hari. Pada saat yang sama, tumbuh pula kepekaan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain yang tidak beruntung seperti kita. Jika minimal dua hal ini bertumbuh dalam diri kita. Selamat, anda telah lulus dari mata kuliah ini dan saatnya memulai hidup baru sebagai pecinta sejati. Makanya puasanya yang serius dong biar menjadi pecinta sejati!!! Seperti saya gitu loh ehm..ehm***
Labels: refleksi kecil-kecilan
Baca lanjutannya !
<< Home