Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

 

Sunday, March 02, 2008

Menikmati hidup

Konon hal yang paling sulit di dunia ini adalah menikmati hidup.

Setelah bekerja keras mengumpulkan receh-demi receh (ngamen kali he…) menjadi sederetan angka di deposito. Terkadang masih juga sulit untuk menikmati hasil keringat itu.

Saya malah pernah membaca cerita tentang seorang pria yang menabung dengan susah payah untuk dapat menggelar honey moon kedua bersama istrinya. Tapi, alih-alih berbuah kebahagiaan. Acara honey moon ini bahkan dipenuhi dengan pertengkaran yang berunjung pada perceraian.

Adalagi kisah seorang pria yang kesohor diseluruh pelosok dunia. Popularitas dan kekayaannya melimpah. Sebagai seorang vokalis band yang dielu-elukan penggemar ternyata tak cukup membuatnya menikmati hidup. Satu-satunya yang bisa membuatnya menikmati hidup adalah bercumbu dengan minuman beralkohol. Sebuah kebiasaan yang mengantarkannya ke akhirat melalui sebuah prosesi menghabisi diri sendiri dengan salakan pistol di tengkorak kepalanya. Siapa dia? Ah tak enak membicarakan seseorang yang sudah mati.

Masih banyak lagi contoh orang yang gagal menikmati hidup. Tapi banyak juga kisah orang yang menikmati hidup dengan sukses. Saya tak perlu menyebutkannya, karena saya percaya anda juga sudah punya referensi itu. Bahkan, bisa jadi anda termasuk dalam orang yang mengaku bagian dari kelompok yang sukses ini (he..he.. cape deh).

Pertanyaannya sekarang apa sih yang dimaksud dengan sukses? Apapula ukurannya? Harta kah? Jabatan kah ? atau apakah ?. Kata kawan saya untuk melihat kesuksesan seseorang cukup lihat Handphone yang digunakan? Keluaran terbarukah atau ?. Ok…ok… dari pada mendengarkan fatwa teman saya yang sudah menjadi seorang kapitalis peranakan lebih baik kita menyimak pendapat yang lebih sahih. Menurut Reza Syarif dalam Life Excellent menyebutkan bahwa sukses itu dipandang dengan sudut pandang budaya. Bila sudut pandang budaya orang Amerika yang di pakai, maka sukses itu adalah Power (kekuasaan), Properti (kekayaan) dan Position (posisi). Budaya Orang Cina kata Reza lain lagi. Mereka mengukur kesuksesan dengan sudut pandang Shio (umur panjang) Hok (kekayaan) dan Lok (jabatan). Masih kata Reza, kalau orang Indonesia menstandarkannya dengan Tiga Ta : Harta, Tahta, Wanita. Lalu mana ukuran kesuksesan yang benar? Ga’ tahu lah.

Tapi kalau saya ditanya apa ukuran kesuksesan menurut saya? Maka jawaban saya adalah orang yang sukses adalah orang yang menikmati kehidupan. Menikmati yang saya pahami bukanlah mengejar kenikmatan dengan menjadi kaum hedonis tanpa mengindahkan norma dan segala macamnya. Bukan, bukan begitu maksud saya. Tapi, yang saya maksud dengan menikmati adalah menikmati setiap apa yang di dapatkannya dalam kehidupan dengan penuh kesyukuran dan pemaknaan.

Masih ingat dengan mantan bos saya? (lihat gih tulisan terapi sombong). Dalam suatu kesempatan ia bercerita tentang salah seorang rekan kerja ayahnya yang begitu bahagia menjalani hidup ditengah kesederhanaan. Ketika ditanya apa rahasia kebahagiaannya. Orang itu menjawab. “Hidup saya terasa ternteram dan bahagia, karena saya tak punya keiginan yang macam-macam dan berlebihan. Saya tak berkeinginan punya rumah yang besar atau kebun yang luas. Saya juga tak punya keinginan untuk punya kendaraan mewah. Saya mensyukuri dan menikmati apa yang diberikan gusti Allah kepada saya dengan hati yang lapang”.

Cerita ini membuat saya percaya bahwa kesuksesan itu terletak pada rasa cukup dan bahagia dengan apa yang diberikan Tuhan pada kita dan kemampuan untuk mengendalikan keinginan-keinginan kita yang berlebihan. Itulah sebabnya saya tak mau ikut-ikutan ganti handphone seperti yang lain biar dibilang sukses. Tuh kan mulai lagi eleh…[]

Labels:

Baca lanjutannya !