Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

 

Wednesday, October 17, 2007

Rebounding Hati

Ada sebuah Rahasia besar dalam keluarga saya. Yang baru saja terbongkar… Sebuah rahasia yang begitu lama tersimpan rapi dalam memori sejarah keluarga saya, dan ditutup rapat-rapat aksesnya untuk umum. Maka ketika mendengarnya pertama kali. Saya betul-betul kaget dan tertegun, "Apa???… Oh tidaaaak!!!!" (mohon bayangkan wajah saya dengan ekspresi artis sinetron yang sedang kaget,…)
Begini. Ternyata, Beberapa malam sebelum saya dilahirkan. Dalam keadaan hamil dan tinggal menghitung hari kelahiran, Ibu saya masih menyempatkan diri nonton film di Bioskop. Tahu apa film yang ditonton ibu saya? Film India men! Jelas, nenek saya tidak terima. Beliau marah besar pada Ibu saya. Apa alasan sampai Ibu saya begitu ngotot ingin nonton film india saya juga tak tau persis. Apa itu bagian dari aspirasi bawaan saya ketika orok? Ah, saya tidak ingat, juga tidak pernah merasa mengusulkan ide itu.
Kata ibu saya ketika dilahirkan face saya mirip orang India. Hidung saya mancung. Apa ada pengaruh antara perilaku waktu hamil dengan bayi yang dilahirkan tak tahulah… Tapi bukankah ada yang nama effect mozart…? eleh pliss deh kayaknya tidak penting banget sih!!!
Meskipun seperti kita sama ketahui kalau wajah bayi itu tidak bisa dijadikan patokan. Buktinya seperti yang terjadi pada diri saya, yang hanya mancung ketika lahir tapi (karena pengaruh lingkungan, mungkin, he..he..) kemudian hidung itu berangsur-angsur kehilangan kemancungannya dan kembali normal seperti sekarang ini.
Tapi who care, saya tidak peduli. Keputusan Allah SWT tentang hidung saya adalah sesuatu yang patut disyukuri. Terbukti, di masa kecil. Saya termasuk anak yang sering pilek. Kalau saja hidung saya tetap mancung, pasti penderitaan pilek saya diwaktu kecil mungkin akan bertambah 2 kali lipat. He…he.
Bicara soal wajah dan tampang. Masing-masing kita sudah diberi jatah oleh Allah. Ada yang cantik, ada yang jelek. Ada yang mendingan, ada pula yang hancur-hancuran. "Makanya jangan heran kalau banyak sekali Produser yang menggunakan artis berwajah ok untuk membintangi sinetronnya, meskipun dengan kualitas akting kelas kambing", begitu komentar seorang teman yang juga seorang Sufi (Suka Film, Suka Tivi, dan Suka Film India). Tapi sekarang bagi orang-orang yang dikaruniai wajah yang unik pun jangan berkecil hati, sebab banyak juga yang sukses di dunia entertainment karena keunikan itu.
Maka untuk urusan keindahan wajah. Tak sedikit orang yang menghabiskan waktu dan dana untuk mempertahankan keindahan atau bahkan meningkatkan keindahan di berbagai macam salon kecantikan yang tersebar di banyak tempat. Malah, sekarang tak cuma kaum Awewe, kaum Awowo pun sekarang senang untuk bermanja-manja di Salon. Khusus kaum Awowo yang sering Nyalon disebut sebagai kaum Metroseksual. Sementara bagi yang tidak suka keluar duit tapi ingin tetap terlihat menawan meski tanpa modal mungkin perlu disebut Matreseksual.
Lalu bagaimana dengan saya? Saya sendiri termasuk orang yang mensyukuri keadaan wajah saya yang memang di desain khusus untuk segala medan, cuaca dan musim. Mulai dari musim durian hingga musim rambutan.
Tapi itu semua hanya urusan luar. Bukankah keindahan ragawi juga tak mampu melawan waktu. Pelan tapi pasti, keindahan itu akan hilang dengan sendirinya Ada yang lebih penting dari sekedar penampakan luar. Parahnya sekarang banyak orang menilai bahwa penampilan luar jauh lebih penting dari pada penampilan dalam. Padahal yang kelihatan di luar belum tentu seindah di dalam. "Lama kelamaan juga kita akan sadar kalau ternyata kecantikan dan ketampanan itu tidak ada artinya" celetuk kawan saya yang memang berwajah agak hancur dengan nada seperti mengadvokasi keadaannya. "Tapi yang penting hatinya, men" tambahnya bersemangat. "Mungkin itu sebabnya sekarang kita mudah menemukan orang yang cakep tapi sulit mencari orang yang baik" tambah teman saya yang lain dengan gaya yang sok pemikir.
Terus… ya terus… agak kekanan sedikit… Lho kok ada tukang parkir segala. Maaf!! Teringat profesi lama. Maksudnya adalah sudah saatnya bagi orang-orang yang dikaruniai wajah yang lebih beruntung di banding kebanyakan orang lainnya. Untuk juga melakukan treathment khusus bagi peningkatan kualitas bathiniahnya atawa ruhani dari pada sekedar fisik saja. Bukan cuma wajah yang perlu di facial. Tapi hati juga perlu dibersihkan agar nampak lembut dan tak berkomedo kebencian dan iri hati. Bukan Cuma rambut yang di rebound agar terlihat lurus tergerai, tapi juga hati perlu direbound agar tetap lurus dan tak bergelombang dengan kemunafikan. Dan lain-lain, dan lain-lain.
Jika yang cakep saja perlu memperbaiki mentreath sisi innernya. Maka, saya yang memiliki wajah yang dibawah standar harus extra keras untuk mentreath sisi inner saya. Kalau tidak apa pula yang hendak saya tampakkan ke depan public. Terus bagaimana caranya?
Di TV saya mendengar seorang Ustadz berpesan, "Bulan Ramadhan itu adalah sarana yang tepat untuk memperbaiki keindahan ruhani kita. Bermacam ibadah, shalat, puasa, mengaji dan lain-lain semua dimaksudkan untuk itu. Dan kalau kita berhasil melewatinya dengan sukses maka kita akan kembali lahir dalam keadaan fitri." Meskipun ungkapan ini bukan yang pertama saya dengar. Tapi saya merasa belum juga bisa berhasil mewujudkannya. Pasti karena puasa saya yang memang masih asal-asalan, hanya menahan lapar dan haus saja. Ah jadi malu. []

Labels:

Baca lanjutannya !